Dimintai Mahar 100 Juta oleh Ibu Pacarnya, Pria Ini Nikahi Tetangga Pacarnya

Seorang pemuda mendatangi rumah pacarnya dan bertemu orang tua si pacar. Ibu si pacar kemudian bicara, "Anak kami sekolahkan tinggi dan kamarnya bagus jadi harga panainya 100 juta."

Pemuda yang mendengar itu terkejut mendengar harga panai yaitu mahar atau uang yang diberikan kepada orang tua perempuan yang ingin dinikahi. Kemudian pemuda itu mohon mendapatkan keringanan, "Saya dan anak tante sudah lama pacaran, saya yakin anak tante juga suka sama saya seperti saya suka samanya. Sampai dia menyuruh saya cepat menikahi saya dan bertemu dengan orang tuanya. Oleh karena itu saya datang ke sini. Uang 100 juta terlalu banyak, saya harap pernikahan kami jangan dipersulit dan uang panai bisa dikurangi."

Ibu pacar sangat marah, "Kalau kamu tidak bisa membayar uang panai jangan nikahi anak saya."

Pemuda itu lalu menjawab, "Baiklah tante, tapi saya ingin mendengar pendapat anak ibu?"

Pacarnya lalu di panggil si ibu dan memberikan pendapat, "Aku mengikuti kata ibuku, kamu sebagai lelaki harusnya berusaha."

Pemuda itu lalu menjawab, "Baiklah kalau begitu. Kita batal menikah."


Pemuda itu keluar dari rumah pacarnya dengan rasa sedih. Lalu seorang gadis tetangga si pacar menghampirinya, "Jadi kapan kamu menikah?"

Pemuda itu memandang si gadis tetangga pacarnya. Dalam hati pemuda itu berucap, 'Tetangga pacarku ternyata cantik juga dan tidak kalah dengan pacarku, apa aku ajak nikah saja dia?'

Pemuda itu menjawab, "Kami batal menikah karena orang tuanya menyuruh membayar uang panai 100 juta dan aku tidak sanggup."

Gadis si tetangga itu menjawab, "Sayang sekali padahal aku lihat kamu pacara sudah lama, kata dia kamu selalu mentraktir dia makan, bantu ngerjain tugas kuliahnya sampai lulus dan bahkan aku lihat kamu selalu antar jemput dia pakai motormu itu. Kalau aku jadi dia pasti mau menikahi kamu tanpa uang panai sekalipun."

Mendengar itu si pemuda tidak melewatkan kesempatan ini, "Apa kamu mau menikah denganku?"

Gadis si tetangga pacarnya terkejut dan merasa si pemuda mencoba mempermainkannya, "Kalau kamu serius silahkan temui orang tuaku, belia ada di rumah."

Si pemuda itu ternyata tidak main-main, "Kalau begitu ayo antar aku menemui orang tuamu." Ucap pemuda itu lalu mengetuk pintu rumah si tetangga.

Gadis si tetangga terkejut, "Apa yang kamu lakukan? Aku tidak mau kamu becanda dengan membohongi orang tuaku!"

Pemuda itu menjawab, "Kan aku sudah bilang, aku serius, tidak becanda dan apalagi berbohong tentu tidak."

Pintu lalu terbuka dan tampak ibu si gadis tetangga pacarnya dan langsung bertanya, "Nak, siapa laki-laki ini?"

Si gadis tetangga menjawabnya, "Dia kenalanku bu dan ingin menyampaikan sesuatu ke ibu?"

Si pemuda lalu menjawab sambil mencium tangan si ibu, "Perkenalkan bu, saya Yahya dan ingin menikahi anak ibu."


Si ibu lalu mempersilahkan si pemuda masuk rumahnya.

Ibu si tetangga bertanya, "Apa kamu serius dengan anak saya?"

Si pemuda menjawab, "Serius bu, saya janji akan menjaganya seumur hidup saya dan tidak akan pernah melakukan kekerasan padanya dan siap menafkahinya karena saya sudah punya pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan."

Si ibu tersenyum, "Tanpa perlu ibu tanya banyak, kamu sudah menjawab yang ibu inginkan. Jadi ibu setuju kamu menikahi anak ibu."

Si pemuda terlihat senang, "Terima kasih banyak bu. Bagaimana dengan ayah dia?"

Si ibu menjawab, "Anak ibu sudah tidak punya ayah dan jika kamu ingin tanya tentang uang panai, ibu tidak menginginkannya karena ibu tidak sedang menjual tapi menyerahkan tanggung jawab kepadamu untuk menjaga anak ibu."

Si pemuda benar-benar terkejut, "Siap ibu, saya pasti akan menepatinya."

Si tetangga hanya menatap si pemuda dengan penuh keraguan. Saat si pemuda mau pamit si tetangga mengantarnya ke pintu dan berucap, "Kamu dengan mudah berpaling dari pacarmu ke aku tetangganya? Apakah kamu akan melakukan hal sama saat aku jadi istrimu! Kamu akan mudah pindah ke wanita lain."

Si pemuda menjawab, "Pacarku arau sekarang sudah jadi mantan, dia setuju aku tidak menikahinya dan aku anggap dia tidak menginginkan aku lagi. Oleh karena itu aku mencari penggantinya. Selama kamu masih menginginkanku maka hanya ada kamu sebagai perempuan dalam hidupku."

Si tetangga akhirnya bisa tersenyum, "Itu yang ingin aku dengar dan sekarang aku yakin denganmu. Ku harap kamu tidak akan mengecawakanmu."


Besok harinya si pemuda datang kembali dan kebetulan ada mantan pacarnya, "Yahya, Aku sudah bilang, kita putus jadi jangan harap aku mau diajak kembalian kecuali kamu mau membayar uang panai 100 juta ke ibuku."

Si tetangga datang menghampiri Yahya dengan mantan pacarnya, "Hani, kamu sedang apa dengan Yahya?"

Hani si mantan pacar menjawab, "Begini Lina, si Yahya datang lagi, kayaknya dia masih berharap aku jadi pacarnya lagi."

Lina si tetangga bertanya, "Apa benar yang dia katakan, Yahya?"

Yahya menjawab, "Aku datang buat jemput kamu, Lina. Kita urus persyaratan buat menikah di Kantor Agama seperti janjiku malam tadi!"

Lina tersenyum, "Bentar aku siap-siap dulu."

Ucap Lina lalu pergi. 

Terlihat wajah Hani tercengang.


Saat Yahya menunggu dengan duduk di depan rumah Lina. Hani kembali bicara ke Yahya, "Serius kamu mau menikah dengan Lina?"

Yahya menjawab, "Iya, kenapa kami terlihat kesal dan marah? Apakah cemburu!"

Hani tertawa, "Aku cemburu, sama cowok miskin yang gak bisa membayar uang panai 100 juta? Mana mungkin."

Tiba-tiba Lina keluar dari rumahnya dan sepertinya mendengar pembicaraan mereka, "Baguslah kalau begitu Hani, kami mau pergi dulu."

Yahya lalu pergi dengan Lina ke kantor Agama.


Besoknya Lina dan Yahya menikah secara sederhana dengan memanggil Penghulu ke rumah Lina. Setelah selesai menikah Yahya izin pamit, "Istriku aku pamit dulu mau mengantar penghulu dulu pulang nanti aku datang lagi menjemput kamu."

Saat mau pergi Hani datang, "Repot ya bolak balik karena cuma punya motor?"

Lina kemudian bicara, "Maaf suamiku lagi sibuk."

Hani tersenyum kemudian kembali masuk rumah.


Beberapa lama kemudian Lina sudah siap-siap pergi ke rumah suaminya dengan menyiapkan satu tas besar di depan rumahnya.

Hani kembali menghampiri Lina, "Tasmu gak terlalu besar tuh, kan repot suamimu bawanya dengan motor bututnya?"

Lina terlihat kesal, "Apa sih masalahmu? Kamu kan yang mencampakan Yahya. Kalau Yahya sekarang nikah denganku harusnya tidak masalah bagimu."

Hani menjawab, "Aku cuma tidak ingin kamu yang cantik malah kesusahan karena punya suami miskin seperti Yahya itu."


Tiba-tiba mobil datang. Menyita perhatian Lina dan Hani yang sedang debat. Lalu dari dalam mobil ke luar Yahya dan menghampiri Lina, "Maaf lama, istriku. Mobil yang baru aku beli baru selesai administrasinya jadi bisa aku bawa sekarang?"

Hani langsung menjawab, "Kamu bisa beli mobil? Kenapa gak bisa bayar uang panai 100 Juta ke ibuku?"

Yahya menjawab, "Kakekku baru mau kasih warisannya ke aku kalau aku sudah menikah makanya baru sekarang punya banyak uang dan bisa beli mobil."

Hani sangat kesal, "Kenapa kamu gak bilang akan dapat warisan dari kakekmu?"

Yahya jawab, "Kamu tidak tanya?"

Lina juga sangat kesal, "Kalian kenapa saling bertengkar?" Yahya dan Hani terdiam.

Kemudian Lina kembali bicara, "Suamiku bawa tasku segera. Aku mau kita cepat pergi dari sini."

Yahya lalu pergi dan mengambil tas Lina dan memasukannya dalam mobil.


Sedangkan Hani mulai berdebat kembali dengan Lina, "Kami tahu kan Yahya akan dapat warisan dari kakeknya jadi mau menikah dengannya?"

Lina menjawab, "Aku tidak tahu. Kamu jangan menuduhku macam-macam?"

Yahya datang melerai, "Sudah Istriku, ayo kita pamitan ke ibumu."

Lina yang kesal lalu pergi bersama Yahya menemui Ibu Lina. Mereka lalu pamitan dan pergi bersama dengan mobil.


(Selesai)

Posting Komentar untuk "Dimintai Mahar 100 Juta oleh Ibu Pacarnya, Pria Ini Nikahi Tetangga Pacarnya"