Prolog

Laki-laki dengan muka pas-pasan kayak saya bisa punya sahabat Perempuan yang cantik dan tidak pelit. Inilah rahasianya cerpen persahabatan panjang antara seorang pemuda biasa dengan gadis kaya. Semuanya berawal dari suatu kejadian.

Awal Cerita

Saya yang tiba-tiba mendapatkan uang banyak kebingungan bagaimana menghadapi keluarga yang tahu bahwa saya orang yang tidak kaya. Jadi saya mencoba mengarang cerita dengan memanfaatkan seorang Perempuan cantik yang jualan es di pinggir jalan. Saya awalnya membeli jualannya kemudian mengajaknya kerja dengan saya. Berpura-pura sebagai Sahabat saya yang kemudian memberikan barang-barang mewah kepada saya yang memang menggunakan uang saya tapi dibuat seakan akan menggunakan uang Sahabat saya yang tidak pelit. Tujuannya agar keluarga saya tidak curiga saya bisa dapat barang mewah dari mana. Saya juga tidak ingin mengaku telah jadi orang kaya untuk mencegah keluarga saya ngutang ke saya secara berlebihan. Dia akhirnya setuju. Tapi dalam prosesnya dia melakukan hal di luar dari karangan cerita saya.

Isi Cerita

Beli Mobil Pertama Kali

Setelah Malaika setuju bekerja dengan saya. Sejak saat itu dia jadi Sahabat saya. Lalu saya mengajaknya ke Deler Mobil.

"Malaika, aku akan membelikan kamu mobil, nanti Mobil ini atas namamu!"

Dia terlihat terperangah, "Kamu serius? Tapi akukan tidak bisa mengemudi."

Aku lalu bilang,"Kamu akan belajar mengemudikan Mobil. Aku akan daftarkan kamu ke Sekolah mengemudi. Setelah kamu sudah mahir. Kita akan mulai mengarang cerita bersama-sama.

Beli Rumah Pertama Kali

Setelah Malaika bisa mengendarai Mobil. Saya lalu mengajaknya ke tempat saya tinggal. Setibanya di sana. Saya yang numpang di rumah tante kemudian memperkenalkan Sahabat saya bernama Malaika. Maksud kedatangannya adalah memberitahu ke tante saya agar saya bisa tinggal di rumahnya yang kosong.

"Tante, perkenalkan nama saya Malaika, teman dari keponakan Tante. Mau kasih tahu, saya baru saja beli rumah. Tapi saya masih diam di rumah lama sampai rumah lama di jual baru saya pindah ke rumah baru. Jadi saya tidak ingin rumah baru saya kosong dan minta buat keponakan tante yang juga teman saya buat tinggal di sana sementara. Boleh kan tante?"

"Kalau Jaya nya mau, silahkan."

Akhirnya saya yang hidup numpang di rumah tante. Bisa tinggal di rumah baru yang saya beli tapi dengan cara mengarang cerita seperti tadi.

Saya lalu bersiap-siap membawa barang-barang saya untuk pindah. Ketika saya tinggalkan beberapa saat lalu kemudian menghampiri Malaika dan Tante. Tiba-tiba Tante bilang.

"Malaika masih belum punya pasangan dan kamu juga punya pasangan, kelihatannya cocok. Kenapa gak jadian saja?"

Aku curiga Malaika berkata sesuatu ke tante saya tapi coba saya abaikan.

"Gak lah tante, mana mungkin Malaika mau sama saya yang mulanya gak tampan dan punya penghasilan biasa saja."

Malaika langsung menjawabnya, "Emang kamu itu aku bisa tahu aku maunya kayak gimana?"

Aku yang mulai cemas memilih untuk tidak melanjutkannya.

"Ayo Malaika, kita pergi. Nanti ke malaman dan tidak enak sama ketua RT di rumah barumu itu."

Kami pun pergi.

Mendirikan Perusahaan dan Melunasi Hutang Orang Tua

Setelah mendapatkan mobil dan rumah saya mulai berencana mendirikan perusahaan. Saya lalu gunakan Malaika untuk mendirikan Perusahaan di wilayah jauh yang melewati rumah ayah saya. Tujuannya agar saya melewati Rumah Ayah saya dan dapat singgah lalu melunasi hutang ayah melalui Malaika yang akan meminjamkam uang tanpa batas waktu dan juga bunga. Saya akan ikut Malaika sebagai supirnya. Mengantarkan dirinya ke kota sebelah untuk mendirikan perusahaan baru di sana. Saat Malaika belajar mengemudi mobil saya pun juga ikutan belajar. Itu membuat saya sekarang sudah mulai mahir mengemudikan Mobil juga.

Sesampainya di rumah Ayah saya. Terlihat ayah yang lagi bekerja di bengkelnya. Saya sedikit grogi. Dan tiba-tiba Malaika menyentuh tangan saya.

"Tidak apa, ayo kita hadapi bersama. Meskipun kamu jarang komunikasi sama ayahmu tapi tetap kamu anaknya. Keluar, hampiri, sapa dan beri salamlah."

Agak kaget. Tapi memang itulah tugasnya sebagai bawahan saya, harus bisa membuat saya lebih tenang dan mengerjakan hal-hal yang membuat saya takut melakukannya. Selama ini karena saya selalu sendiri kadang saya selalu tidak berani melakukan beberapa hal. Yang membuat saya sangat tertinggal seperti saat ini. Ketika teman saya sudah punya rumah tangga saya masih belum. Ketika mereka punya anak sedangkan saya belum. Jadi dengan sedikit demi sedikit mengubah kehidupan saya jadi lebih baik maka saya juga akan bisa mendekati perempuan yang saya inginkan untuk dijadikan pasangan.

Kemudian Saya yang duluan keluar dari mobil. Malaika lalu juga ikutan keluar. Aku melihat Malaika dan dia terlihat memberikan ekspresi agar segera menghampiri ayah. Tapi itu membuat saya jadi kaku dan sepertinya Ayah tidak menyadari ke datangan saya. Tiba-tiba Malaika bersuara keras.

"SIANG.... OM...."

Ayah melihat ke arah kami. Saya langsung menghampiri ayah dan memberika salam.

"Ayah, perkenalkan ini Malaika."

Segera Malaika ikut memberi salam.

"Perkenalkan saya, Malaika. Om."

Saya langsung mengutarakan maksud.

"Saya mengantar Malaika ke Kota buat..."

Malaika tiba-tiba memotong pembicaraan saya, "...Buat mendirikan perusahaan saya Om di Kota sebelah. Saya minta temenin Jaya di perjalanan. Kebetulan lewat sini jadi mampir dulu sebentar."

Karena sudah diwakilkan bicaranya saya lalu cukup mengkonfirmasinya, "Iya ayah."

Kemudian Malaika kembali bicara, "Jaya, kamu kan mau mampir ke rumah Pamanmu juga. Silahkan..."

Kebetulan rumah paman saya juga dekat dengan rumah ayah saya. Jadi saya juga ingin mampir. Saya pun pergi. Tapi kemungkinan saya teringat mengenai Malaika yang saya curigai bicara tidak sesuai cerita yang sudah saya karang ketika saya tidak ada di dekatnya. Jadi saya mencoba mendengarkan pembicaraan Malaika dengan ayah saya secara diam-diam. Seperti cerita yang sudah saya karang dengan Malaika, saya akan pergi sebentar dan Malaika akan memberikan uang ke ayah saya untuk melunasi hutang-hutang ayah saya. Malaika lalu bicara.

"Om punya hutang kan. Saya akan lunasi Om. Ini uangnya."

Malaika mengeluarkan sejumlah uang. 

"Cepat simpan Om, nanti ketahuan anak Om."

Membuat ayah saya bertanya-tanya.

"Kenapa kamu mau kasih uang ke Om."

Alangkah terkejutnya saya saat dengar Malaika menjawab pertanyaan ayah saya.

"Saya cuma mau dukungan dari Om agar setuju Anak Om menikah dengan saya."

Ayah saya terlihat kaget, "Tapi kenapa kamu yang gadis kaya dan cantik mau sama anak Om yang tidak tampan dan cuma punya pekerjaan dengan gaji standar?"

Malaika langsung jawab,"Karena saya suka dan cinta dengan anak Om. Tidak ada alasan lain. Tapi sepertinya anak Om gak suka sama saya. Jadi tolonglah Om."

Saya segera menghampiri Malaika dan Ayah. Dan Malaika yang menyadari kehadiran saya langsung bicara, "Oh Jaya, kamu sudah selesai mampirnya ke rumah pamanmu ya."

Aku langsung jawab, "Belum."

Dan dia juga langsung jawab lagi, "Kalau gitu, ayo aku temanin."

Aku yang mau menegur Malaika jadi tidak bisa karena bingung harus berkata apa. Akupun lalu menuruti ajakan Malaika untuk pergi bersama ke rumah Paman. Dalam perjalanan aku menegur Malaika.

"Aku sudah mengarang cerita tapi kenapa kamu tidak sesuai menjalankannya?"

Malaika dengan senyuman manisnya malah tanya balik,"Yang mana yang gak sesuai?"

Aku malah terpaku dan tidak bisa jawab.

Memperkerjakan Anggota Keluarga Yang Menganggur di Perusahaan

Lalu aku sampai ke rumah Paman dan segera memperkenalkan Malaika ke paman yang lagi duduk tidak ngapa-ngapain di depan rumah.

"Paman, perkenalkan ini Malaika."

Yang langsung di jawab oleh paman, "Siapa? Calon istrimu kah."

Terlihat Malaika hanya senyum. Sebelum Malaika menjawab aku langsung menjawabnya,"Sahabat saya, Paman."

Malaika kemudian bicara, "Saya mau ke perusahaan saya Om, kebetulan lewat sini jadi mampir. Dan Jaya yang temenin saya dalam perjalanan. Oh iya, om belum punya pekerjaan kan. Gimana kalau kerja di perusahaan saya."

Ucap Malaika tanpa basa basi. Sepertinya dia kesal dan ingin langsung masuk ke cerita yang sudah saya siapkan.

Terlihat paman sangat senang, "Benarkah? Paman sangat senang."

Kemudian Malaika kembali bicara, "Nanti saya kabari Om, boleh minta nomor Hp nya."

Malaika lalu mendekati Om saya dan mengeluarkan Hp nya.

Setelah selesai saya lalu pamit, "Paman kami pergi dulu."

Tiba-tiba Malaika menghampiriku dan mengandeng tanganku, "Gimana om, kami cocok kan?"

Aku mencoba lepaskan tangan Malaika. Dan langsung dimarahin Paman saya.

"Jaya jangan kasar sama Malaika."

Dan Malaika juga ikutan bicara,"Betul yang dikatakan Pamanmu, Jay."

Saya pun ikut dalam cerita yang dibuat Malaika, "Iya Om. Saya minta maaf."

Dan Paman menjawab, "Minta maafnya ke Malaika. Dia sudah baik sama kita jadi kamu juga harus baik samanya."

Saya lalu bilang ke Malaika,"Iya Malaika, aku minta maaf. Tolong dilepasin. Kita kan cuma sahabat. Gak enak dilihat orang."

Malaika lalu melepaskan tangannya sambil cemberut. Akupun segera pergi. Untuk pamit ke ayah saya. Dalam perjalanan saya langsung mengomeli Malaika, "Apa yang kamu lakukan? Kamu keluar jauh sekali dari cerita yang susah-susah aku karang."

Dan Malaika cuma bilang,"Ya maaf. Ceritamu kepanjangan jadi aku mengarang cerita sendiri. Tapi tetap ditujuanmu kan?"

Aku yang malas berdebat hanya bisa menghembuskan nafas panjang, "hah."

Saat saya pamit ke ayah saya lalu Malaika menyempatkan bicara, "Om gak ada pesan-pesan buat anak Om?"

Dan ayah saya kemudian bilang, "Ada, untuk Jaya kamu kan belum punya pasangan dan Malaika juga belum punya pasangan. Kenapa kalian berdua tidak menikah saja?"

Aku kaget pasti ini gara gara Malaika bicara ke ayah tadi saat saya tidak ada dan saya mendengarkannya diam diam. Segera saya jawab, "Malaika sangat cantik mana mau sama saya yang gak tampan gini ayah, apalagi Malika kaya dan kita tidak. Belum tentu Malaikanya mau sama saya."

Dan Malaika menjawab, "Kata siapa aku gak mau sama Kamu?"

Aku segera mengakhiri perbincangan yang sudah mulai jauh dari cerita karanganku, "Ayo kita segera melanjutkan perjalanan Malaika, nanti kita sampai kemalaman."

Kesimpulan

Di dalam mobil saya memilih untuk fokus mengemudi. Tidak mau membahas yang terjadi. Saya tahu Malaika menyukai saya karena dia tahu bahwa saya orang yang kaya yang sengaja pura-pura miskin dihadapan semua keluarga. Jadi saya tidak terlalu banyak berharap.

Akhir Cerita

Malaika lalu bicara, "Kamu marah ya?"

Aku lalu menjawab, "Tidak, aku paham dan mengerti kenapa kamu melalukan itu. Jika kamu berharap lebih. Sepertinya kamu urungkan niat itu. Aku ingin kita cuma jadi cerita pendek persahabatan yang panjang dan tidak singkat begitu saja jika kita berumah tangga maka cerpen persahabatan kita akan berakhir.

924.644 orang membaca ini.
Belum ada komentar di postingan ini.
Tulis komentar...
PANEL MENU